Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Blue Sky Simple News Simple News R.1 Simple News R.2 Simple News R.3 Simple News R.4

Al-Qur'an

Tuesday, September 28, 2010

Bagaimana Alien Memandang Galaksi Tata Surya?

Ellyzar Zachra PB

(dailymail.co.uk)

INILAH.COM, Jakarta - Kita seringkali penasaran dengan bagaimana kehidupan Alien. Tapi, bagaimana sebenarnya Alien sendiri memandang galaksi kita? Berikut jawabannya.

Para ilmuwan telah menggunakan super komputer NASA untuk melihat cara kerja sistem tata surya dari sudut pandang astronom makhluk asing jika mencari planet lain.

Simulasi baru ini telah melacak interaksi ribuan butir debu untuk mengetahui bagaimana pandangan ini telah berubah menjadi sistem planet yang dewasa.

Astronom berharap bahwa pandangan baru ini dapat membantu mereka memahami bagaimana menandai orbit planet dalam bintang yang jauh.

Debu sendiri berasal dari Sabuk Kuiper yang merupakan zona beku di luar Neptunus di mana muncul jutaan benda es, yang mengorbit pada Matahari.

Objek di Sabuk Kuiper seringkali menabrak satu sama lain sehingga menciptakan benjolan di benda tersebut. Ini kemudian menghasilkan kebingungan butir es.

Butiran yang dipengaruhi oleh angin matahari ini kemudian membuat debu langit menjadi lebih dekat dengan matahari. Proses ini menciptakan objek seukuran gandum

“Simulasi baru ini memungkinkan kita melihat bagaimana debu dari Sabuk Kuiper terlihat saat sistem tata surya kita masih sangat muda,” kata Christopher Stark dari Carnegie Institution for Science, Washington, D.C.

Tidak hanya itu, simulasi ini membantu memahami waktu di masa lalu serta bagaimana pandangan jarak jauh dari sistem tata surya yang mungkin telah berubah, ujar Stark lagi.

“Planet kita mungkin terlalu redup untuk dideteksi secara langsung namun alien dapat mempelajari tata surya dengan mudah melalui pemahaman soal keberadaan Neptunus. Gravitasi di planet ini menciptakan sedikit debu,” ujar astrofisikawan Marc Kucher dari Goddard Space Flight Centre, NASA, yang memimpin studi ini.

Kebanyakan orang, menurut Kucher, merasa bahwa penghitungan tabrakan es ini tidak dapat dilakukan karena terlalu banyak dari objek-objek ini yang harus dilacak. Namun, pihak Nasa berhasil melakukannya untuk membuka lanskap baru.

Dari data yang dihasilkan, para peneliti menciptakan gambar sintetik yang mewakili pandangan inframerah dari tata surya jika dilihat dari jauh.

“Satu hal yang kita pelajari dari sistem tata surya saat ini adalah proses tabrakan tersebut memegang peranan penting bagi struktur Sabuk Kuiper,” ujar Stark.

Ini dikarenakan benturan yang terjadi cenderung menghancurkan partikel besar sebelum objek berada terlalu jauh. Selanjutnya menyebabkan kemunculan cincin debu yang relatif padat yang melintas di orbit Neptunus. [hid]

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by Mas-Kas | Published by Templates Blog Gratis
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.